Wednesday, March 26, 2014

Daging

[caption id="attachment_916" align="alignnone" width="300"]daging-sapi daging-sapi[/caption]

Daging Sapi


Rasanya hampir bisa dipastikan kita semua termasuk penggemar daging-dagingan. Sejak kecil, kita sudah dibiasakan makan daging oleh orangtua kita karena daging dianggap memiliki nilai gizi yang tinggi. Nah, cobalah ingat-ingat sekali waktu pasti kita pernah kesal karena menjumpai suguhan daging yang masih liat atau berbau kurang sedap. Apakah penyebabnya dan bagaimana pula cara memilih dan mengolahnya dengan tepat?

Daging yang baik mempunyai ciri tidak berbau, berwarna merah cerah dan lemaknya berwarna putih keruh. Sebelum membeli, tekanlah daging tersebut dengan jari. Daging yang baik tidak terlalu keras. Di pasaran kita umumnya beredar daging sapi lokal dan jenis peranakan Ongole (berpunuk), Friesian Hoistein jantan. Bali dan Brahman. Mutunya termasuk cukup untuk dijadikan bahan daging olahan atau dimasak untuk waktu yang agak lama.

Sayangnya, di sini belum terlalu jelas informasi yang diberikan para penjual daging tentang standar kualitas jenis sapinya ditinjau dan umur maupun berat badannya. Di negara maju, informasi mengenai daging cukup banyak. Misalnya, cara pengelolaannya. kadar kolesterol, jenis makanan yang dikonsumsi ternak maupun kebersihan lingkungannya.

Selain daging lokal. kini banyak juga terdapat daging impor yang umumnya terdiri dari jenis ternak khusus pedaging yang kualitasnya dapat dibagi berdasarkan jenis makanannya. Yaitu biji-bijian, campuran biji-bijian (katul) dengan rumput atau hanya rumput. Yang pasti, daging impor lebih lembut hingga cocok untuk dibuat masakan yang diolah dalam waktu singkat. Steak, misalnya.

Namun demikian bukan berarti daging lokal lebih buruk kualitasnya daripada daging impor, khususnya dari sudut kandungan lemaknya. Karenanya orang asing yang biasanya tahu memilih daging sesuai dengan jenis masakannya, memilih daging lokal karena tidak berlemak/lean. Daging jenis in tentunya sangat baik untuk kesehatan kita. Dan karena seratnya lebih kasar dan liat. daging lokal lebih cocok untuk dibuat masakan Indonesia yang memasaknya relatif lebih lama. Rendang atau semur, misalnya.

Untuk daging yang liat, lumuri daging liat dengan campuran cuka dan mir.yak zaitun. Biarkan selama dua jam sebelum dimasak. Potongan daging yang sangat liat, lumuri dengan baking soda, biarkan beberapa jam, kemudian dicuci bersih sebelum dimasak. Jika Anda akan memukul-mukul daging liat agar lebih empuk, lumuri terlebih dulu dengan tepung agar sari daging- nya tidak mengucur hilang.

No comments:

Post a Comment