Sosis
Jika kita wanita bekerja, tentu kita akan menyukai makanan yang serba praktis seperti sosis, misalnya. Salah satu jenis daging olah ini memang sangat praktis karena dapat dimakan begitu saja. Hingga bila ada tamu mendadak, sedangkan persediaan masakan sedang tidak banyak, Anda tak perlu khawatir. Nah, apa sih sebetulnya sosis itu?
Sosis terbuat dari daging cincang yang dibumbui kemudian dimasukkan dalam kantung yang berbentuk seperti pipa. Pipa ini bisa terbuat dari usus hewan tetapi bisa juga dibuat secara sintetis (tiruan). Tentu saja, bahan tiruan ini dipilih dan bahan yang boleh dimakan. Sedangkan bumbu yang digunakan untuk campuran daging ini bermacam-macam, tergantung dari jenis sosisnya. Ada yang hanya dibumbui garam, tetapi ada pula yang dibubuhi paprika dan rempah-rempah.
Sebetulnya sosis bukan pendatang baru dalam kasanah dapur dunia. Bahkan ada pendapat sosis merupakan daging olah serba praktis pertama di dunia. Konon sejak 5.000 tahun yang lalu orang sudah menemukan sosis. Bukti-bukti menunjukkan, orang Someria dan Yunani Kuno sudah memakan sosis. Tetapi orang Romawi-lah yang menjadikan sosis jadi populer. Kini, di dunia ini terdapat sekitar 500 macam sosis.
Sekarang orang Jerman dan Italia dikenal sebagai produser dan konsumen sosis yang paling besar. Mereka menggunakan bir, bumbu, bawang, tumbuhan, bawang putih dan lidah dalam sosis-sosisnya. Bahkan orang Jerman menyatakan dirinya sudah sejak tahun 1458 memproduksi sosis yang berbeda dan negara lain.
Indonesia pun tak ketinggalan dalam memproduksi sosis. Dan hanya satu macam sosis pada mulanya. Kini berkembang menjadi puluhan. Mulai dari sosis daging sapi, ayam sampai salami. Ukurannya pun beragam. Salami biasanya dibuat lebih besar dari sosis daging biasa atau sosis ayam yang berwarna putih itu. Karenanya, biasanya salami sudah dikemas dalam irisan-irisan tipis atau kita bisa membelmya dengan ketebalan yang kita kehendaki.
Sosis sengaja dibuat sedemikian rupa hingga siap disantap. Untuk itu sosis dibuat melalui proses perebusan atau pengasapan yang lama. Terutama jenis salami. Namun karena orang Indonesia umumnya lebih menyukai makanan yang panas dan merasa kurang sreg jika langsung menyantap sosis tersebut sebelum dimasak, maka sosis sering dihidangkankan setelah digoreng, direbus, atau dibuat masakan tertentu.
Namun sebetulnya, sosis terutama jenis salami dan sosis lain yang berukuran besar. sama sekali tidak pertu dimasak atau digoreng lagi. Salami biasanya dibuat dengan tambahan lemak yang membuatnya jadi lebih enak. Karenanya jika Anda memanaskannya dahulu, lemak ini akan mencair di wajan dan mengurangi rasa enak salami.
Kendati sosis siap disantap tetapi sosis membuka banyak kemungkinan dijadikan berbagai hidangan, dan sop. tumisan. penganan ringan sampai salad. Nah, bila Anda ingin mencobanya. ikuti tips berikut.
1. Sosis sebaiknya disimpan dalam freezer terutama kalau Anda membelinya dalam jumlah banyak dan ingin menyimpannya untuk waktu lama. Tetapi jika akan memasaknya beberapa waktu kemudian, Anda boleh menyimpannya dalam lemari pendingin. Jika udara sedang dingin atau Anda tinggal di daerah yang bertemperatur dingin, Anda boleh meniru orang-orang asing yang menyimpannya secara tradisional hanya dengan menggantungnya di dapur.
2. Di mana pun Anda menyimpannya, sebaiknya sosis dalam keadaan tertutup supaya aromanya tidak hilang.
3. Sosis akan pecah bila dipanaskan. karenanya untuk mempercantik Anda bisa mengerat bagian ujung-ujungnya. Hingga begitu kena panas (direbus dalam sop atau digoreng dengan mentega), sosis akan merekah berbentuk bunga.
4. Bila Anda tidak mengerat pada ujung-ujungnya. tusuk-tusuklah pipanya dengan jarum supaya sosis tidak pecah saat kena panas. Bisa juga dengan merebusnya terlebih dulu selama 8 menit sebelum digoreng, atau gulung pada tepung sampai tebal sebelum digoreng.
5. Mungkin Anda punya pengalaman buruk dalam memasak sosis. Kadang sop atau skotel makaroni yang Anda buat berubah warnanya jadi merah karena sosis yang kita beli temyata mengandung zat pewarna. Karenanya, berhati-hatilah dalam memilih sosis. Jangan terkecoh oleh kesegaran warna. Warna yang segar belum tentu berasal dari warna dagingnya Kenali merek yang biasa Anda pakai dan terjamin kualitasnya. Sebaliknya, catat pula merek tertentu yang mengandung banyak zat pewarna.
6. Apapun jenis sosis yang Anda pilih, selalu cocok dijadikan bahan sarapan. Begitu praktisnya sosis, hingga Anda bisa menciptakan hidangan sarapan yang beraneka dan "mengejutkan" anggota keluarga Secara sederhana Anda bisa mengolahnya menjadi nasi goreng, tetapi Anda pun bisa menyelipkannnya dalam roti tawar dengan menambahkan sayuran, saus tomat dan mayones. Melumuri kue sosis pada kedua sisinya akan memberikan penampilan yang merangsang selera, dan kulit yang garing. Cara ini juga menghindari minyak memercik.
7. Sosis ukuran kecil (bukan salami) amat menarik jika dibuat schaslik. Sebetulnya nama yang diambil dari bahasa Jerman ini tak lain adalah sate biasa yang ditambahkan nanas, paprika atau bawang bombai. Membuatnya sederhana. Setelah ditusuk-tusuk, sosis dipanaskan di atas mentega. Sajikan dengan sambal botol dan saus tomat.
8. Kini, di pasaran banyak sekali terdapat jenis sosis. Bentuk dan ukurannya pun macam-macam. Yang kecil sering disebut sosis koktail. dan yang besar (jenis salami) populer dengan sebutan daging asap. Jenis salami pun bentuknya beraneka. Ada yang penuh dengan bercak putih. polos atau penuh dengan bercak merah. Jika tak yakin campurannya, tanyakan pada penjualnya supaya Anda tidak salah pilih. Bila perlu, ambillah dan cium baunya, karena dari keharumannya Anda bisa mengetahui rempah-rempah yang terkandung di dalamnya.
No comments:
Post a Comment